PDIP.kabmalang.com -
Kontributor Artikel & Foto : Herman Hidayat
Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini.
Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.
www.MestiMoco.com
Bung Karno, Ahmadinejad, dan Ideologi Kesederhanaan
KE-Dua pemimpin itu hidup di era
berbeda, Bung Karno dan Mahmud Ahmadinejad. Tapi, keduanya memiliki
karakter kepemimpinan yang sama: Berani menantang secara terbuka
dominasi Dunia Barat, penganut pola hidup sederhana, jauh dari sikap dan
perilaku hedonism, dan bukan tipe pemimpin yang gandrung mengumpulkan
harta benda dengan cara menggarong uang rakyat dan negara yang
dipimpinnya.
Bung Karno itu proklamator kemerdekaan RI dan tokoh penting Benua Asia yang berjuang keras mengakhiri imperialisme dan kolonialisme Barat di negara-negara Asia. Bung Karno penggagas Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung yang monumental itu. Bung Karno juga inspirator dan penggerak gerakan Non BLok bersama Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito, Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, dan banyak tokoh Asia lain.
Bung Karno itu proklamator kemerdekaan RI dan tokoh penting Benua Asia yang berjuang keras mengakhiri imperialisme dan kolonialisme Barat di negara-negara Asia. Bung Karno penggagas Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung yang monumental itu. Bung Karno juga inspirator dan penggerak gerakan Non BLok bersama Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito, Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, dan banyak tokoh Asia lain.
Bung Karno memang beberapa kali masuk
penjara dan berstatus tahanan rumah. Dia pernah ditahan di penjara
Sukamiskin Bandung karena pidato politiknya yang menyerang pemerintahan
Kolonial Belanda. Pernah dibuang ke Pulau Ende dan Digul (Papua). Itu
semata-mata karena kiprah dan gerakan politik Bung Karno untuk
memerdekakan bangsanya.
Idem dito dengan Ahmadinejad. Dia
sekarang jadi simbol perlawanan dunia Tumur terhadap dunia Barat. Sikap
dan kebijakan politik Ahmadinejad sangat keras terhadap negara-negara
Barat. Iran di bawah kepemimpinannya adalah Iran yang berdaulat,
terhormat, dan disegani banyak negara berkembang lain, karena sikap
politiknya yang tak mau membebek negara- negara maju (Barat).
Leadership skill Ahmadinejad diapresiasi
tinggi rakyatnya, sehingga mantan walikota Teheran itu terpilih sebagai
presiden baru Iran 2 periode setelah menjabat sekitar 2 tahun walikota
Teheran. Kesederhanaan Ahmadinejad tak hanya bisa dilihat dari cara dia
berpakaian dan berpenampilan. Kesederhanaan itu tergambar ketika dia
memperlakukan keluarga besarnya.
Tak ada fasilitas negara yang dia
gunakan saat ada kegiatan keluarga yang tidak ada hubungannya dengan
urusan negara. Fakta itu tergambar nyata beberapa bulan lalu di tahun
2011. Saat pernikahan putra kedua Presiden Ahmadinejad bernama Alireza
Ahmadinejad dengan keponakan Syahid Kaveh, resepsi pernikahan Alireza
sangat jauh dari kemewahan dan gemerlapan.
Mengutip Liputan6.com, seorang blogger
bernama Javad Matin, yang juga merupakan salah satu undangan keluarga
Ahmadinejad, menulis pengalamannya menghadiri pernikahan sederhana itu.
Menurut Matin, kesederhanaan terasa di mana-mana dalam pesta tersebut.
Terbukti dari cara tamu dijamu. Hal ini juga bisa dilihat dari mobil
yang digunakan untuk mengantar pengantin dan jumlah tamu undangan yang
tidak lebih dari 200 orang.
Acara dibuka dengan pengajian yang
dilakukan di halaman belakang Beyt atau Istana Kepresidenan. Acara pun
dilanjutkan dengan makan malam bersama pengantin pria di ruangan utama
bangunan itu dan diakhiri dengan berdoa bersama demi kelanggengan rumah
tangga Alireza dan istrinya. Pernikahan itu hanya menelan biaya 3,5 juta
Toman atau sekitar Rp 30 juta.
Padahal, Iran adalah negara kaya dan
tingkat kemakmuran rakyatnya jauh lebih tinggi dibanding rakyat
Indonesia. Sekadar gambaran, ekspor minyak Iran di tahun 2011 ini
mencapai 3,92 juta barel per hari. Cadangan minyak Iran, sebagai
produsen minyak mentah kelima terbesar dunia, mencapai 155 miliar
barrel.
Bandingkan dengan Indonesia yang tingkat
produksi minyaknya tahun 2011 ini tidak sampai 930 ribu barel per hari.
Jumlah penduduk Indonesia sangat- sangat jauh lebih besar dibandingkan
jumlah penduduk Iran. Sehingga berdasar kalkulasi sederhana berpedoman
dari penerimaan negara dari minyak, sangat jelas kas negara Iran jauh
lebih banyak dibanding Indonesia. Pemanfaatan keuangan negara untuk
kepentingan kemakmuran rakyat Iran jauh lebih besar probabilitasnya
dibanding rakyat Indonesia.
Potret kesederhanaan itu juga tergambar
pada Bung Karno dalam banyak perspektif. Sebagaimana dikatakan politikus
Partai Golkar, Bambang Soesatyo sebagaimana dikutip Tribunnews, pada
tahun 1969, Soekarno di tengah sakit ginjalnya yang parah, menghadiri
pernikahan anaknya Rahmawati Soekarnoputri dengan Martomo Pariatman
Marzuki atau Tommy.
Pernikahan itu jauh dari kemewahan,
dalam kondisi yang amat prihatin. Pernikahan cukup berlangsung di rumah
Ibu Fatmawati di Jalan Sriwijaya, Kebayoran, Jakarta Selatan. Bung Hatta
datang ke pernikahan itu dan memberi selamat kepada Rahma. Tiba-tiba
terbuka pintu dan ada beberapa tentara. Di antara kerumunan tentara itu
ada Bung Karno yang memakai jas hitam agak kedodoran dengan muka
bengkak-bengkak.
Tentu saja semua mata tertuju ke Bung
Karno, proklamator kemerdekaan RI yang baru saja dilengserkan dari
jabatannya sebagai presiden dalam SI MPRS. Hatta mengusap air mata dan
tersedu-sedu melihat Soekarno. Fatmawati langsung berlari dan menciumi
suaminya itu. Demikian pula anak Soekarno yang lain. Tak ada gambaran
bahwa saat itu adalah pernikahan anak mantan presiden RI pertama,
pernikahan anak bapak pendiri bangsa, pernikahan anak yang bapaknya
keluar masuk penjara berkali-kali karena ingin bangsa dan negaranya
merdeka, pernikahan anak yang bapaknya sepanjang hidupnya diabdikan 100%
untuk bangsa dan rakyatnya.
Pernikahan Rahmawati-Martomo Pariatman
Marzuki, kata Bambang Soesetyo, adalah satu-satunya acara pernikahan
Bung Karno untuk anaknya yang ia hadiri. Itu adalah tragedi memilukan
dari seorang yang mendirikan bangsa ini. Pernikahan itu berlangsung
khikmad dan sangat sederhana. Pernikahan itu sungguh sepi dari
pernak-pernik adat dan budaya lokal yang kerapkali mewarnai pernikahan
agung anak penguasa dan penggede negara. [air]
Sumber: Berita Jatim
www.MestiMoco.com