PDIP.kabmalang.com -
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ( Jokowi ) menjadi 'bintang' pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Ancol, Jakarta Utara, 6-8 September lalu. Bagaimana tidak, pada pembukaan Rakernas yang dihadiri 1.300-an kader, Jokowi didapuk membacakan 'Dedication of Life' di atas podium.
Setelah membacakan teks 'Dedication of Life' itu, Jokowi juga mendapat pujian dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri , yang disambut riuh belasan ribu kader Banteng. Bahkan, putri Bung Karno itu meyakini kader kebanggaannya tersebut mendapat getaran saat membacakan teks ayahnya yang ditulis pada 1966.
Di balik hiruk pikuk pemberitaan pembacaan 'Dedication of Life' oleh Jokowi , belakangan baru diketahui bahwa ada keterlibatan Prananda Prabowo di balik momen yang menjadi headline hampir di semua media nasional itu.
Prananda adalah Kepala Ruang Pengendali dan Analisis Informasi (Situation Room) PDI Perjuangan, yang juga anak kedua Megawati. Pria 42 tahun ini dikenal sebagai cucu yang giat mengarsipkan peninggalan kakeknya, Bung Karno.
Kepada merdeka.com, Prananda mengungkapkan secara tertulis proses di balik pembacaan 'Dedication of Life' oleh Jokowi . Hanya saja, meski sejumlah sumber menyebut Prananda yang meminta Jokowi membacakan teks Bung Karno itu, dia membantah sebagai aktor tunggal di balik skenario yang menghebohkan itu. Dia mengaku hanya membantu sang ibu.
Berikut wawancara lengkapnya, yang disertai foto teks asli 'Dedication of Life' yang dikirimkan Prananda kepada merdeka.com:
Bisa diceritakan latar belakang sejarah 'Dedication of Life' yang dibacakan Bung Karno?
Sepengetahuan saya kali pertama Bung Karno mengucapkan kalimat 'Dedication of Life' ditujukan kepada para atlet yang akan mempersiapkan diri mengikuti Asian Games, pada tahun 1962. Kalimat tersebut kemudian sering diucapkan dalam berbagai pidato beliau, dan menemui bentuknya menjadi tulisan/amanat seperti yang dikenal pada tahun 1966. Mungkin di tahun ini Bung Karno ingin mempertegas komitmennya dalam mengabdi kepada Tuhan, kepada Tanah Air, kepada Bangsa. Tetapi yang saya pahami, demikian pula Ibu Megawati, amanat tersebut merupakan ajakan untuk seluruh rakyat Indonesia. Ajakan untuk mengabdi kepada Tuhan, kepada Tanah Air, kepada Bangsa. Hal ini harus dilakukan oleh seluruh kader PDI Perjuangan, demikian kata Ibu Megawati kepada saya.
Saya dengar, Anda ikut terlibat di balik pembacaan 'Dedication Of Life' oleh Jokowi . Bisa diceritakan?
Amanat Bung Karno, 'Dedication Of Life' bukanlah suatu hal yang baru di PDI Perjuangan. Kali pertama disampaikan pada tahun 2012, tepatnya bulan Februari tanggal 23 saat Ibu Megawati menyampaikan pidatonya pada pembukaan Pendidikan Kader Pendidik PDI Perjuangan di Yogyakarta.
Beliau ingin memberikan motivasi kepada seluruh kader partai agar berjuang untuk mewujudkan politik sebagai pengabdian; politik yang berpihak kepada rakyat kecil dan politik sebagai perjuangan mewujudkan cita-cita bersama. Untuk itu, beliau ingin menyitir kalimat Bung Karno yang berkaitan dengan daya juang dan semangat pengabdian terhadap Tuhan, kepada Tanah Air dan kepada Bangsa.
Seperti yang sudah saya sampaikan pada merdeka.com pada wawancara tertulis sebelumnya, karena minat saya yang besar dalam mendokumentasikan tulisan-tulisan Bung Karno, saya ditugaskan oleh Ibu Megawati untuk mencari dokumen berupa tulisan tangan surat Bung Karno yang ditujukan kepada seorang sahabatnya, yang diberikan judul 'Dedication of Life'.
Sejak itulah 'Dedication of Life', dan Pancasila tentunya, wajib dibacakan dalam kegiatan partai yang sifatnya resmi. Biasanya Pancasila dan 'Dedication of Life' dibacakan oleh struktur partai atau kader partai yang dinilai mempunyai prestasi.
Siapa yang biasanya ditugaskan membacakan 'Dedication of Life'?
Arahan Ibu Ketua Umum 'Dedication of Life' dibacakan oleh Ketua Ranting atau jajaran Pengurus Ranting. Ranting adalah struktur partai di tingkat desa. Rantinglah yang bergelut dengan persoalan rakyat sehari-hari. Karena itu, Ketua Ranting atau jajaran Pengurus Ranting ditugaskan untuk membacakan 'Dedication of Life', sebagai simbolisasi dialektika politik yang turun ke bawah sebagaimana menjadi arahan Ibu Ketua Umum, juga untuk mempertegas politik sebagai pengabdian. 'Dedication of Life' merupakan antitesa dari pragmatisme politik. Makna inilah yang ingin disampaikan oleh Ibu Megawati.
Mengapa 'Dedication of Life' dan bukan kutipan Bung Karno yang lain yang dipilih oleh untuk dibacakan Jokowi ?
Seperti yang sudah saya sampaikan di atas, bahwa 'Dedication of Life' merupakan antitesa dari pragmatisme politik. Dalam Rakernas III, Ibu Megawati kembali menyerukan pentingnya semangat dan daya juang karena itu dalam pidatonya beliau menyitir 'Dedication of Life'. Namun kali ini yang disitir oleh beliau pidato Bung Karno ketika menerima gelar Doktor Honoris Causa di ITB tahun 1962.
"Dedicate kita punya hidup ini untuk suatu cita-cita yang tinggi. Dan dedication of life kita yang tertinggi ialah membuat Indonesia gemah ripah loh jinawi, membuat Indonesia satu tanah air yang besar, membuat Indonesia ini Negara yang kuat, membuat Indonesia ini satu masyarakat yang adil dan makmur. Dan kita harus dedicate kita punya hidup kepada cita-cita ini". Demikian ucapan Bung Karno yang disitir Ibu Megawati.
Dalam tatanan pelaksanaan seremoni pembukaan Rakernas III, teks Pancasila dibacakan oleh Pak Sidarto Danusubroto, beliau adalah salah satu kader tertua di partai yang sekarang menjabat sebagai Ketua MPR dan Pak Joko Widodo, kader partai yang menjadi Gubernur DKI Jakarta membacakan 'Dedication of Life'.
Ibu Megawati meminta kedua tokoh ini karena keduanya mewakili generasi yang berbeda. Kehadiran keduanya ingin menunjukkan dua hal penting; pertama, kesinambungan generasi yang terus terawat dalam diri PDI Perjuangan. Dan kedua, bahwa sekali pun berangkat dari generasi yang berbeda, keduanya dipertemukan oleh hal yang sama: Pancasila dan kehendak kuat untuk mengabdikan diri bagi bangsa. Dan keduanya berasal dari sumber yang sama: Bung Karno.
Kontributor Artikel & Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.
www.MestiMoco.com
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ( Jokowi ) menjadi 'bintang' pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Ancol, Jakarta Utara, 6-8 September lalu. Bagaimana tidak, pada pembukaan Rakernas yang dihadiri 1.300-an kader, Jokowi didapuk membacakan 'Dedication of Life' di atas podium.
Setelah membacakan teks 'Dedication of Life' itu, Jokowi juga mendapat pujian dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri , yang disambut riuh belasan ribu kader Banteng. Bahkan, putri Bung Karno itu meyakini kader kebanggaannya tersebut mendapat getaran saat membacakan teks ayahnya yang ditulis pada 1966.
Di balik hiruk pikuk pemberitaan pembacaan 'Dedication of Life' oleh Jokowi , belakangan baru diketahui bahwa ada keterlibatan Prananda Prabowo di balik momen yang menjadi headline hampir di semua media nasional itu.
Prananda adalah Kepala Ruang Pengendali dan Analisis Informasi (Situation Room) PDI Perjuangan, yang juga anak kedua Megawati. Pria 42 tahun ini dikenal sebagai cucu yang giat mengarsipkan peninggalan kakeknya, Bung Karno.
Kepada merdeka.com, Prananda mengungkapkan secara tertulis proses di balik pembacaan 'Dedication of Life' oleh Jokowi . Hanya saja, meski sejumlah sumber menyebut Prananda yang meminta Jokowi membacakan teks Bung Karno itu, dia membantah sebagai aktor tunggal di balik skenario yang menghebohkan itu. Dia mengaku hanya membantu sang ibu.
Berikut wawancara lengkapnya, yang disertai foto teks asli 'Dedication of Life' yang dikirimkan Prananda kepada merdeka.com:
Bisa diceritakan latar belakang sejarah 'Dedication of Life' yang dibacakan Bung Karno?
Sepengetahuan saya kali pertama Bung Karno mengucapkan kalimat 'Dedication of Life' ditujukan kepada para atlet yang akan mempersiapkan diri mengikuti Asian Games, pada tahun 1962. Kalimat tersebut kemudian sering diucapkan dalam berbagai pidato beliau, dan menemui bentuknya menjadi tulisan/amanat seperti yang dikenal pada tahun 1966. Mungkin di tahun ini Bung Karno ingin mempertegas komitmennya dalam mengabdi kepada Tuhan, kepada Tanah Air, kepada Bangsa. Tetapi yang saya pahami, demikian pula Ibu Megawati, amanat tersebut merupakan ajakan untuk seluruh rakyat Indonesia. Ajakan untuk mengabdi kepada Tuhan, kepada Tanah Air, kepada Bangsa. Hal ini harus dilakukan oleh seluruh kader PDI Perjuangan, demikian kata Ibu Megawati kepada saya.
Saya dengar, Anda ikut terlibat di balik pembacaan 'Dedication Of Life' oleh Jokowi . Bisa diceritakan?
Amanat Bung Karno, 'Dedication Of Life' bukanlah suatu hal yang baru di PDI Perjuangan. Kali pertama disampaikan pada tahun 2012, tepatnya bulan Februari tanggal 23 saat Ibu Megawati menyampaikan pidatonya pada pembukaan Pendidikan Kader Pendidik PDI Perjuangan di Yogyakarta.
Beliau ingin memberikan motivasi kepada seluruh kader partai agar berjuang untuk mewujudkan politik sebagai pengabdian; politik yang berpihak kepada rakyat kecil dan politik sebagai perjuangan mewujudkan cita-cita bersama. Untuk itu, beliau ingin menyitir kalimat Bung Karno yang berkaitan dengan daya juang dan semangat pengabdian terhadap Tuhan, kepada Tanah Air dan kepada Bangsa.
Seperti yang sudah saya sampaikan pada merdeka.com pada wawancara tertulis sebelumnya, karena minat saya yang besar dalam mendokumentasikan tulisan-tulisan Bung Karno, saya ditugaskan oleh Ibu Megawati untuk mencari dokumen berupa tulisan tangan surat Bung Karno yang ditujukan kepada seorang sahabatnya, yang diberikan judul 'Dedication of Life'.
Sejak itulah 'Dedication of Life', dan Pancasila tentunya, wajib dibacakan dalam kegiatan partai yang sifatnya resmi. Biasanya Pancasila dan 'Dedication of Life' dibacakan oleh struktur partai atau kader partai yang dinilai mempunyai prestasi.
Siapa yang biasanya ditugaskan membacakan 'Dedication of Life'?
Arahan Ibu Ketua Umum 'Dedication of Life' dibacakan oleh Ketua Ranting atau jajaran Pengurus Ranting. Ranting adalah struktur partai di tingkat desa. Rantinglah yang bergelut dengan persoalan rakyat sehari-hari. Karena itu, Ketua Ranting atau jajaran Pengurus Ranting ditugaskan untuk membacakan 'Dedication of Life', sebagai simbolisasi dialektika politik yang turun ke bawah sebagaimana menjadi arahan Ibu Ketua Umum, juga untuk mempertegas politik sebagai pengabdian. 'Dedication of Life' merupakan antitesa dari pragmatisme politik. Makna inilah yang ingin disampaikan oleh Ibu Megawati.
Mengapa 'Dedication of Life' dan bukan kutipan Bung Karno yang lain yang dipilih oleh untuk dibacakan Jokowi ?
Seperti yang sudah saya sampaikan di atas, bahwa 'Dedication of Life' merupakan antitesa dari pragmatisme politik. Dalam Rakernas III, Ibu Megawati kembali menyerukan pentingnya semangat dan daya juang karena itu dalam pidatonya beliau menyitir 'Dedication of Life'. Namun kali ini yang disitir oleh beliau pidato Bung Karno ketika menerima gelar Doktor Honoris Causa di ITB tahun 1962.
"Dedicate kita punya hidup ini untuk suatu cita-cita yang tinggi. Dan dedication of life kita yang tertinggi ialah membuat Indonesia gemah ripah loh jinawi, membuat Indonesia satu tanah air yang besar, membuat Indonesia ini Negara yang kuat, membuat Indonesia ini satu masyarakat yang adil dan makmur. Dan kita harus dedicate kita punya hidup kepada cita-cita ini". Demikian ucapan Bung Karno yang disitir Ibu Megawati.
Dalam tatanan pelaksanaan seremoni pembukaan Rakernas III, teks Pancasila dibacakan oleh Pak Sidarto Danusubroto, beliau adalah salah satu kader tertua di partai yang sekarang menjabat sebagai Ketua MPR dan Pak Joko Widodo, kader partai yang menjadi Gubernur DKI Jakarta membacakan 'Dedication of Life'.
Ibu Megawati meminta kedua tokoh ini karena keduanya mewakili generasi yang berbeda. Kehadiran keduanya ingin menunjukkan dua hal penting; pertama, kesinambungan generasi yang terus terawat dalam diri PDI Perjuangan. Dan kedua, bahwa sekali pun berangkat dari generasi yang berbeda, keduanya dipertemukan oleh hal yang sama: Pancasila dan kehendak kuat untuk mengabdikan diri bagi bangsa. Dan keduanya berasal dari sumber yang sama: Bung Karno.
Kontributor Artikel & Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.
www.MestiMoco.com